
Jakarta, Voxindo.id – Koordinator Aktivis Sumsel Jakarta, Harda Belly, menilai kehadiran PT Bukit Asam (PTBA) di Sumatera Selatan tidak memberikan solusi nyata bagi kesejahteraan masyarakat setempat. Menurutnya, hingga saat ini kontribusi perusahaan tambang milik negara tersebut terhadap warga Sumsel masih dipertanyakan, sementara kerusakan lingkungan akibat aktivitas tambang justru semakin dirasakan.
“Apa kontribusi PTBA untuk Sumsel? Kerusakan lingkungan jelas terlihat akibat aktivitas tambang, tapi sejauh mana masyarakat merasakan manfaatnya? Bahkan jumlah masyarakat Sumsel yang bekerja di PTBA pun relatif kecil dibandingkan dengan luas tambang yang mereka kelola,” tegas Harda, Senin (22/9/2025).
Ia menyebut, kekayaan alam berupa batubara yang dikeruk dari tanah Sumatera Selatan seharusnya memberikan dampak besar terhadap peningkatan kesejahteraan rakyat. Namun, faktanya, hasil kekayaan tersebut justru lebih banyak dinikmati segelintir pihak, bukan masyarakat Sumsel secara luas.
“Kekayaan yang dikeruk dari bumi Sumsel jangan sampai hanya memperkaya perusahaan. Rakyat Sumsel juga harus menikmatinya. Kalau tidak, ini jelas bentuk ketidakadilan,” lanjutnya.
Harda menegaskan, sudah seharusnya pemerintah bersama PTBA menyusun skema yang lebih berkeadilan dalam pengelolaan tambang batubara, baik untuk perusahaan milik negara maupun swasta. Ia juga menyoroti perlunya regulasi yang memastikan adanya kepastian manfaat ekonomi, penyerapan tenaga kerja lokal, serta pemulihan lingkungan pascatambang.
“Kita minta berkeadilan. Jangan sampai tanah Sumsel terus digali, lingkungannya rusak, tapi masyarakat tidak mendapatkan kesejahteraan. Hasil tambang harus kembali kepada rakyat,” pungkas Harda.[]