
Voxindo.id- Pembina Ikatan Keluarga Mahasiswa Madura (IKMM)-Jakarta Mohammad Hafidz Kudsi meminta pemerintah untuk memberikan atensi terhadap meluasnya penolakan rencana pelaksanaan survei seismik tiga dimensi (3D) oleh PT Kangen Energy Indonesia (KEI) di wilayah perairan dangkal pulau kangean Kabupaten Sumenep.
Menurutnya, pemerintah harus mendengar langsung keluhan masyarakat kepulauan kangean yang menilai rencana pelaksanaan survei seismik 3D itu dapat merusak lingkungan dan menjadi ancaman serius bagi ekosistem laut, seperti terumbu karang, padang lamun, dan hutan mangrove yang selama ini menjadi sumber penghidupan utama bagi masyarakat setempat.
“Suara lantang dari kepulauan kangean di Kabupaten Sumenep, ujung timur pulau Madura, tidak diboleh diabaikan oleh pemerintah. Mereka menyuarakan terkait dengan tanah kalahirannya agar tidak dirusak oleh PT KEI,” kata Hafidz dalam keterangannya, Senin (22/9/2025).
“Penolakan masyarakat harus menjadi dasar pemerintah untuk mencabut izin PT KEI karena ini menyangkut keberlangsungan hidup masyarakat di sana. Jangan sampai pemerintah dituding gagal melindungi rakyatnya sendiri,” ungkapnya.
Apalagi, kata Hafidz, rencana pengeboran migas tersebut diduga melanggar prinsip tata ruang wilayah pesisir sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 junto Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
“PT KEI juga dinilai melanggar aturan tata ruang wilayah pesisir, jadi semakin kuat alasan untuk menggagalkan rencana survei seismik itu,” tuturnya.
Hafidz menuturkan, seharusnya keberadaan PT KEI di pulau kangean bisa mendampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat, bukan justru mendapat penolakan karena dinilai akan merusak lingkungan dan ekosistem laut.
“Wajar masyarakat menolak karena selama bertahun-tahun PT KEI yang sudah mengeksplorasi migas di pulau kangean tidak sebanding dengan apa yang didapatkan masyarakat, ekonomi susah dan infrastruktur masih buruk,” jelasnya.
“Jadi sangat miris dan ironis, pulau kangean yang mempunyai kekayaan alam melimpah tapi masyarakat tidak merasakan manfaatnya, justru akan diperparah dengan rencana survei seismik untuk ekspansi eksplorasi migas,” tandasnya.